Senin, 31 Juli 2017

Bukit Pergasingan "Little New Zealand"


Selamat pagi Indonesiaku, negeri yang kaya akan keberagaman budaya, suku, bangsa, dan agama. Dimana kita dapat mengibaratkanya sebagai potongan- potongan kecil dari sebuah puzzle yang dapat menciptakan keindahan apabila semuanya sudah disatukan.

Seperti lirik dari lagu wajib nasional yang diciptakan oleh bapak R. Suharjo “dari Sabang sampai Marauke berjajar pulau- pulau sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia. Indonesia tanah airku, aku berjanji padamu menjunjung tanah airku, tanah airku Indonesia”. Damn i love indonesia!.

Setelah sekian lama, akhirnya pada hari ini saya burusaha melangkah kedepan karena kalau melangkah kebelakang itu SULIT. Maksudnya saya mencoba untuk menjadi seorang travel blogger. Untuk first step, saya akan menceritakan salah satu pengalaman jalan-jalan bersama teman atau bahasa kerenya traveling with my friends ke salah satu tempat di Indonesia yaitu BUKIT PERGASINGAN.

WHAT DO YOU KNOW ?

Berlokasi di Sembalun, Nusa Tenggara Barat

Sembalun adalah sebuah kecamatan di kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Indonesia dengan luas wilayah 217.08 Km2. Desa- desa yang berada di kecamatan ini memiliki tinggi yang bervariasi 800 hingga 1200 mdpl. Jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2012 mencapai 19.051 jiwa, dengan jumlah penduduk perempuan lebih banyak 9.861 jiwa, sedangkan laki- laki 9.190 jiwa.





            Kami berangkat dari dari penginapan yang berlokasi di daerah Cakranegara, Mataram sekitar pukul 07.00 malam waktu setempat. Saat itu kami berharap dapat melakukan pendakian malam. Dari mataram menuju desa sembalun membutuhkan waktu 2-3 jam menggunakan motor setelah melewati beberapa tanjakan, turunan, tikungan, sawah, dan hutan dengan ditemani suasana malam hari yang dingin akhirnya kamipun tiba di lokasi.

            Karena tidak memungkinkan untuk melakukan pendakian pada malam hari, akhirnya kami melakukan pendakian di pagi hari dan bermalam di pos yang disediakan untuk persiapan mendaki, kami disambut dengan ramah oleh bapak penjaga pos tersebut(*lupa namanya 😊). Pos berlokasi diantara rumah warga dan disebelah pos terdapat warung yang kalau tidak salah merupakan rumah dari bapak penjaga pos.

 Keesokan paginya kamipun meminta izin kepeda bapak penjaga pos untuk mendaki. Setelah selesai berkemas kamipun mulai melangkahkan kaki menuju jalur pendakian (*biar lebih dramatis di tambah backsound into battle field – crow zero 2). Suasana pedesaan yang sejuk masih terasa kental banget disini, aliran sungai dan airnya juga masih jernih. Sekeliling pokoknya masih hijau dan bikin hati adem.

Walaupun kata sebagian travel blogger dalam blog nya kalau jalur dari Bukit Pergasingan tidak sesulit jalur yang harus di lalui untuk mencapai puncak Gunung Rinjani. Akan tetapi bagi beberapa dari kami termasuk saya yang belum terbiasa mendaki ini sudah cukup membuat kewalahan. Beberapa kali kami berhenti untuk beristirahat dan minum. Meskipun demikian kami tetap menikmati nya.

beautifull
   Terkadang dalam beberapa kesempatan saya berusaha mengabadikan moment yang berharga iniMendokumentasikan keindahan alam Indonesia ini. Hamparan padang rumput dan persawahan yang luas dengan dikelilingi oleh gunung dan bukit, rasanya seperti gambar yang sering kita buat sewaktu kecil menjadi sebuah kenyataan. I will never forget this moment, oh god thanks for what you’ve created.

            Akan tetapi keindahan alam Bukit Pergasingan ini tidak luput dari sisa- sisa sampah perbekalan. Masih kurangnya kesadaran para pendaki akan hal sekecil ini lah yang nantinya akan merusak keindahan alam ini. Seperti potongan lagu dari band cadas asal bali SID ”kapankah kita akan tersadar, bumi terluka ia pun menangis. Bukalah mata juga hatimu kawan”.

                Kita kesampingkan sebentar tentang masalah sampah tersebut, dan mari kita lanjutkan soal perjalanan menuju puncak(*yeaaah!). Bicara soal puncak, Bukit Pergasingan cocok untuk dijadikan salah satu tempat melakukan pemanasan untuk kalian yang ingin mendaki Gunung Rinjani. Atau mungkin kalian yang tidak kesampaian atau belum mampu untuk mendaki Gunung Rinjani tidak ada salahnya menjadikan bukit ini sebagai alternative.

            Setelah hampir dua jam lamanya kami mendaki akhirnya kamipun tiba di puncak bukit ini. Dari bukit dengan ketinggian 1700 mdpl kita dapat melihat Gunung Rinjani berdiri sangat kokoh dengan diselimuti gumpalan awan. Rasanya semua rasa lelah selama pendakian terbayar sudah dengan melihat pemandangan ini ”indahnya bumi indonesia”.

Gunung Rinjani dilihat dari puncak Bukit Pergasingan
         Cukup lama kami berada di puncak untuk beristirahat, memakan perbekalan, dan mengabadikan moment. Setelah itu semua selesai akhirnya kami memutuskan untuk turun. Selama perjalanan turun saya merasa lebih kelelahan dibandingkan saat mendaki. Mungkin ini dikarenakan tubuh harus menahan beban yang dibawa. Setelah sampai dibawah kamipun melakukan persiapan untuk kembali ke penginapan. Setelah pamit dengan bapak penjaga kami pun melakukan perjalanan pulang. good bye and see you again little new zealand !




           






Tidak ada komentar:

Posting Komentar